top of page
  • inesharyanto

Asal Usul Danau Toba, Sebuah Legenda atau Fenomena Alam?

Siapa yang tak kenal dengan Legenda? Kēpōers pasti pernah bukan mendengar istilah legenda dalam suatu cerita. Di sekolah kita juga dikenalkan terhadap cerita legenda dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Tahukah kalian, bahwa cerita legenda merupakan cerita tradisional yang diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang mana tujuannya untuk menghibur dan mengajarkan nilai-nilai moral. Legenda sering digunakan untuk membantu anak-anak belajar berimajinasi serta membentuk dan membangun karakter mereka. Meskipun bersifat fiksi, tidak jarang cerita legenda terinspirasi dari peristiwa yang terjadi di dunia nyata atau berdasarkan hal yang pernah terjadi.

Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali legenda dari berbagai daerah, lho! Salah satu legenda yang paling populer di Indonesia adalah asal-usul danau toba. Legenda ini mengisahkan tentang seorang petani bernama Toba yang bertemu dengan seekor ikan. Tak disangka, ikan ini ternyata merupakan seorang putri cantik yang dikutuk karena melanggar aturan kerajaan. Petani dan putri itu lalu menikah. Namun, sang putri meminta si petani berjanji untuk tidak menceritakan kepada siapapun kalau ia dulunya merupakan seekor ikan.

Tidak lama kemudian, mereka memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir. Anehnya, anak laki-laki mereka tidak pernah merasa kenyang. Ia selalu merasa lapar. Suatu hari, anak laki-laki itu diminta ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya. Akan tetapi, ia malah tidak mengantarkan makanan itu. Ia justru memakannya dan tertidur di rumahnya. Ayahnya yang sudah lama menunggu akhirnya pulang ke rumah karena lapar. Saat melihat anaknya yang tertidur, marahlah si petani itu dan mengatakan bahwa anak itu adalah anak ikan. Petani itu menyadari kesalahannya, tapi sudah terlambat.

Tiba-tiba saja, anak dan istrinya hilang. Di tempat ia berdiri, keluarlah air yang sangat deras. Air itu meluap hingga membentuk sebuah danau yang sekarang ini dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau besar di tengahnya adalah Pulau Samosir yang diyakini sebagai jelmaan anaknya.


Wah, keren banget ya ceritanya! Kisah seperti ini tentu saja tidak bisa kita temukan secara langsung dalam kehidupan nyata ya Kēpōers. Namun, inilah yang menjadi karakteristik cerita legenda itu sendiri, yaitu memiliki unsur keanehan atau keajaiban di dalam ceritanya.

Versi berbeda mengenai asal mula Danau Toba ini juga diungkap oleh Van Bemmelen, seorang geolog asal Belanda dalam bukunya The Geology of Indonesia (1939). Jika ditinjau dari segi geologis, terbentuknya Danau Toba tak terlepas dari sejarah letusan super dahsyat yang membentuk danau ini. Menurut Bemmelen, awalnya Gunung Api Purba Toba melakukan aktivitas vulkanik dan terjadi erupsi sangat dahsyat. Gabungan antara proses vulkanik dan tektonik pada letusan Gunung Api Purba Toba inilah yang menyebabkan amblesnya bagian tengah gunung, sehingga membentuk cekungan memanjang ke arah barat laut hingga tenggara. Letusan tersebut juga menyebabkan terjungkitnya sebagian tanah dengan posisi miring ke arah barat daya yang membentuk Pulau Samosir. Pasca letusan dahsyat itu, Kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian cair dan membentuk danau. Kini hasil letusan tersebut membentuk sebuah danau indah yang menjadi daya tarik wisata di Sumatera Utara dengan panjang 100 km dan lebar 30 km. Kedalaman Danau Toba berkisar pada 500 meter dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter.


Nah, itu dia cerita versi legenda dan sains dari terbentuknya Danau Toba. Pada intinya cerita legenda ini ingin menyampaikan pesan pada kita untuk jangan pernah mengingkari janji dan berpikir sebelum berucap agar tidak terjadi penyesalan. Maka dari itu, marilah kita turut serta dalam upaya menjaga kelestarian cerita rakyat sebagai salah satu warisan budaya Indonesia agar bisa terus turun menurun bagi generasi selanjutnya.

 

Penulis : Ines Haryanto

Editor : Celine Davina Masko


Sumber :

Sumber gambar :

8 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentários


Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215620.png
bottom of page