Halo Kēpōers! Kalian semua pasti pernah nonton film kan? Nah, menurut KBBI, film dapat diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Pastinya untuk para Kēpōers kata ini tidak asing lagi, bukan? Untuk banyak dari kita, menonton film merupakan cara melepaskan stress, ataupun menghabiskan waktu luang. Tapi mungkin ada Kēpōers yang ingin mengejar dunia perfilman di masa depan. Ko Herwindo, atau dengan panggilannya Ko Erwin ini adalah salah satunya yang pernah bekerja di dunia perfilman. Pengalamannya pun tidak sedikit. Sifatnya yang berani dan selalu mengikuti hati memberikannya banyak pengalaman berharga.
Pernahkah Kēpōers mendengar tentang Satria Dewa? Kalau pernah mendengar artinya kalian update banget. Tapi kalau belum wajar, sih karena filmnya belum keluar. Jagat Satria Dewa atau Satria Dewa Universe adalah seperti Marvel Cinematic Universe (MCU) versi Indonesia. Tapi uniknya, banyak aspek tradisional Indonesia juga dimasukkan ke dalam berbagai aspek film, seperti karakter utama, serta kostum. Film ini termasuk salah satu film Indonesia yang paling dinanti-nantikan. Ternyata, Ko Erwin ini merupakan salah satu tokoh di belakang Gatotkaca: Satria Dewa, loh. Penasaran pengalaman Ko Erwin bagaimana saja? Apa yang buat Ko Erwin jatuh cinta ke dunia perfilman? Apakah bekerja di dunia perfilman harus kreatif? Kalau membuat film perlu diperhatikan apa saja? Bagian sulitnya apa? Untuk mengetahui semua jawabannya, baca artikel sampai akhir, ya!
Siapakah Ko Erwin itu?
Nama lengkapnya adalah Herwindo, biasa dipanggil Erwin. Pekerjaan Ko Erwin sekarang adalah set up company sendiri, bergerak dalam bidang technology. Seperti data center, software house. Yang dimana Software house itu lebih ke arah buat aplikasi, platform aplikasi dan juga data analitik untuk bisnis prediction. Saat kuliah jurusan yang diambil Ko Erwin tidak ada hubungan dengan IT dan Internet. Waktu di kuliah UNTAR, Ko Erwin mengambil kuliah jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual). Setelah itu, saat lulus Ko Erwin kerja di advertising agency. Disana ia bekerja untuk membuat iklan seperti iklan TV dan juga iklan digital. Dari sana ia belajar tentang TV Production dan mulai tertarik dengan cinematography untuk membuat video maupun film.
Apa yang bikin Ko Erwin tertarik ke film?
Ko Erwin mengatakan, bahwa film spesifik yang menangkap ketertarikannya adalah film Wong Kar Wai. Beliau merupakan sutradara film asal Tiongkok. Kemudian Ko Erwin menambah, mengatakan bahwa angle film barat mungkin statik namun orangnya yang bergerak. Berbeda dengan hasil karya Wong Kar Wai, pergerakan dan sudut kameranya bisa tiba-tiba bergerak, membuatnya terlihat seperti art movie. Alhasil, penonton bukan hanya menonton, lihat cerita, sekedar action atau drama. Melainkan settingnya yang juga dapat dinikmati.
Apa yang harus diperhatikan saat membuat film?
Saat Ko Erwin belajar film, tidak cuma sekedar belajar direct atau mengarahkan aktor/aktris, tetapi juga harus belajar kamera angle seperti sinematografi. Karena itu, ia harus banyak belajar dengan DOP yaitu Director of Photography untuk mengetahui lebih tentang kamera, angle, serta lensanya. Setelah sudah selesai proses syuting dan post production, ia harus berkonsultasi dengan editor, dimana mereka harus tahu scene yang diambil dan hasil penyatuan semua gambar/scenenya. Editor kemudian akan memberikan efek, seperti efek hujan, orang bertengkar, dll. Setelah itu, masuk ke dalam proses online paralel yang disebut sebagai proses mixing suara.
Mixing suara ini dilakukan dua kali. Pertama, saat di lokasi dimana pengambilan suara disebut wildtrak. Namun, pengambilan suara ini memiliki banyak kendala karena suara yang dihasilkan biasanya kurang jelas. Maka nantinya, suara akan diambil lagi di audio studio yang kemudian masuk ke dalam proses mixing. Setelah itu, editor akan melakukan suatu proses yang disebut grading. Proses ini meliputi penyesuaian semua warna dan setting film sesuai konsep filmnya.
Pembuatan film Satria Dewa
Ko Erwin memiliki peran sebagai Head Creative di film Satria Dewa yang bertugas untuk memimpin tim kreatif menyiapkan movie concept dan movie campaign. Movie campaign itu dimulai dari brainstorming ide-ide mengenai film tersebut dan bagaimana kelanjutannya. Setelah itu, mereka mulai mengembangkan konsep karakter dari sketsa sampai jadi, dan membuat script. Konsep karakter tersebut akan dituruni ke kostum dan senjatanya. Lalu dari storyboard, akan diturunkan menjadi setting. Nah, setting itu akan dicari oleh location director dan properti yang ingin dicari atau dibuat adalah tugas property master. Jadi semua kebutuhan yang berhubungan dengan kreatif tim adalah tanggung jawab Head of Creative film.
Dalam tahap brainstorming dengan sesama tim, akan dibuat storyline yang berguna untuk memberikan bayangan setting, angle dan bagaimana cara untuk mendapatkan mood yang ingin dicapai. Seperti contohnya, ketika angle eye level dan agak sedikit ke bawah akan memiliki mood yang berbeda. Ini dikarenakan angle tersebut memberi mood grande yang membuat karakter tersebut terlihat lebih tinggi dan megah dibandingkan dengan angle eye level yang moodnya dapat terlihat lebih biasa. Nah, saat brainstorming, awal ceritanya mulai dibuat dan tim sudah memiliki bayangan. Jadi saat pembuatan storyboard itu sudah memiliki panduan untuk DOP dan kameramen untuk pengambilan angle-nya.
Pembuatan film itu bisa memakan waktu kira-kira satu tahun sampai satu tahun setengah. Dikarenakan adanya casting pemain, reading pemain, dan pemain harus mempelajari karakter. Setelah itu, ada yang namanya pre-production, jadi syutingnya harus disiapkan dan pengambilan setting berakhir direncanakan. Setelah itu, masuk ke production yang dimana syutingnya itu sendiri atau konten mulai diproduksi. Lalu masuk ke dalam post-production dan editing sampai akhirnya film release. Sebelum film release pun harus menyiapkan materi campaign, dan juga penjualan filmnya. Syuting sebenarnya hanya memakan waktu sebulan, tetapi lengkap dari semua masa produksinya bisa memakan satu tahun sampai satu tahun setengah.
Berhubungan dengan budget, kurang lebih secara production dan secara marketing campaign sudah memiliki bayangan berapa budget yang akan dikeluarkan. Setelah itu, akan diatur oleh orang marketing dan produser. Setelah sudah memiliki bayangan budget yang akan dikeluarkan, tim harus mencari cara untuk mendapatkan pemasukan, mungkin itu dari investor ataupun kerjasama dengan satu Production House (PH).
Pernah terlibat di project apa saja? Apakah ada bagian yang sulit dalam pembuatan suatu karya?
Ko Erwin mendapatkan kesulitan yang banyak. Karena ketika ia pindah dari industri advertising ke industri film, terdapat banyak hal yang baru. Yang menjadi kesulitan adalah adjustment, bagaimana kita bisa cepat adaptasi dengan pola kerjaan yang baru. Cara mengatasinya adalah berani untuk bertanya. Walaupun mungkin di industri yang lama berada di posisi tinggi, tetapi ketika pindah ke industri yang baru “we are nothing”, harus banyak belajar dengan senior. Jadi, ketika ditanya "kok gini aja ga tau?", lebih baik untuk menjawab dengan jujur. Berani untuk menjawab "ga tau" karena jika kita bertindak seperti kita tahu tetapi sebenarnya tidak, produksinya akan hancur.
Kesulitan yang dialami di TV juga banyak, salah satunya bikin serial untuk JD.ID. Ko Erwin bekerja di advertising agency mulai tahun 2000 sampai tahun 2017/2018 setelah itu masuk ke film Satria Dewa. Ko Erwin tidak langsung bekerja di film Satria Dewa karena sekitar tahun 2017, Ia pergi ke Myanmar untuk bekerja di suatu agen disana. Setelah pulang dari Myanmar, Ia sempat bekerja untuk membantu membuat merchandise Asian Games. Setelah itu, Ko Erwin ditawarkan untuk menjadi kepala kreatif tim Disney Indonesia oleh temannya yang bekerja menjadi Head of Country Disney Indonesia. Kemudian, Ia kenal dengan satu orang produser film Satria Dewa studio dan ditawarkan untuk mengerjakan film. Ia pun bekerja untuk tim kreatif Disney Indonesia bersama dengan film Satria Dewa. Akan tetapi karena film Satria Dewa yang sudah mulai berat, Ia memutuskan untuk fokus membantu film. Dikarenakan dengan bekerja di dalam dunia film, Ia bisa menjadi lebih kreatif. Sedangkan jika Ia bekerja di Disney, mereka sudah memiliki guideline untuk pembuatan merchandise. Setelah itu, Ia juga melihat film yang mau keluar ini, Satria Dewa lebih menantang.
Kalau dibilang cape, pasti semua cape. Tetapi karena di produksi banyak kepala, jadi jika mengalami kesulitan di suatu scene atau adegan ada banyak tim yang bisa memberikan solusi. Tetapi sebenarnya yang bikin susah itu ngadepin dan mengatur manusia dengan karakter yang sulit. Lebih mudah mengatur suatu pekerjaan daripada mengatur manusia. Jika memanage satu kerjaan itu bisa dijalankan sesuai sistem. Tetapi jika harus memanage human resource itu susah karena manusia memiliki emosi dan karakter.
Pesan dan Saran Untuk Para Pemula
Dunia film terdapat banyak bidang, seperti kameraman, sutradara, editor, dll. Pertama-tama, set your goal (memiliki tujuan). Kalau ingin menjadi sutradara artinya harus belajar direct, kalau mau jadi kameramen harus belajar basic camera composition, kalau mau belajar editing berarti harus ngerti tentang teknis gambar.
Secara keseluruhan, yang paling penting creative mindset karena apapun itu pilihannya kalau tidak punya creative mindset artinya akan mendapatkan kesulitan untuk komunikasi sesama tim membernya. Ko Erwin percaya bahwa creative thinking bukan artinya hanya duduk di depan dan layout design. Melainkan creative thinking itu lebih ke arah attitude, mindset dan bisa dibawa kemana mana. Iklan itu belajar bikin konsep, strategis. Film itu belajar lebih ke arah estetis. Gimana cara merealisasikan suatu cerita dan gambar menjadi hal yang orang bisa nikmati. Bukan hanya sekedar cerita dan konsep, melainkan benar-benar real, hal itu memerlukan creative thinking.
Selain itu, dibutuhkan juga keberanian dan kemauan untuk belajar. Di industri lama Ko Erwin adalah CD, ia biasanya menyuruh-nyuruh team dan anak buahnya. Seperti saat pagi, ia memimpin meeting pada proses brainstorming "Pokoknya saya mau directionnya seperti ini, bagi tugas, terus sore atau malamnya mereka report.” Tetapi ketika pindah ke industri baru, Ia yang disuruh-suruh. Harus menekan ego? Banget. Tapi akhirnya, ia dapat memiliki wider knowledge dan belajar hal-hal yang baru.
Chemistry dengan tim juga harus pas dan tidak kalah penting. Kita mungkin bisa berada di tim yang pintar, tapi jika chemistry tidak mendukung, kita tidak akan bisa dapat teamwork yang bagus. Yang kedua adalah attitude, dimana pembawaannya itu penting. Jika kita ketemu orang yang lebih senior, mau lebih humble atau tidak? Saat lagi diskusi, mau coba dengerin orang tidak?. Kita juga sebaiknya tidak keras kepala dengan pendapat diri kita sendiri.
Setelah itu, mau cape sama-sama. Sebagai pemimpin tim, Ko Erwin tidak sekedar menunjuk jari dan menyuruh-nyuruh tetapi ia membantu kerja. Jadi, jika anggotanya ada yang tidak dapat bantu saat itu, ia takeover pekerjaannya.
Menarik, bukan? Memang, tidak ada yang dapat mengalahkan pengalaman. Untuk Kēpōers yang ingin bertanya langsung kepada Ko Erwin, bisa dihubungi langsung di Instagram @kedai_teh.
Penulis : Christy Aurora G., Kezia Zefanya
Editor : Jolin Lau
Sumber :
KBBI. "Film", 2016, https://kbbi.web.id/film.
Sumber gambar :
Comments