Selain kata libur, kata banjir juga bisa membuat pelajar menjadi senang. Mendengar kata banjir adalah hal yang biasa bukan? Banjir diartikan sebagai genangan air yang bisa terjadi akibat hujan, penyerapan air yang kurang baik, dan masih banyak lagi. Gedung SMAK IPEKA Tomang sudah sering kali mengalami bencana banjir yang menyebabkan kerugian besar. Tidak jauh berbeda dari banjir-banjir sebelumnya, banjir yang terjadi pada tanggal 18 Januari sampai setinggi setengah betis. Berikut adalah liputan dan kondisi SMAK IPEKA Tomang saat terkena banjir.
Kami menggali lagi mengenai masalah banjir ini dengan mengadakan sesi interviu bersama korban bernama Giska. Giska menyatakan bahwa ia tidak menyangka akan terjadi banjir. Ditambah lagi, hari ini adalah hari pertama ia masuk pembelajaran tatap muka terbatas.
“Jadi saya awalnya ga nyangka bakal banjir, soalnya paginya itu masih cerah - cerah berawan gitu. Terus siangnya hujan, saya jadi mikir gimana cara pulangnya nanti. Sampai saat itu saya masih tidak menyangka akan banjir, karena saya pikir hujan hanya hujan biasa gledek” ucap Giska dalam ceritanya.
Namun sayangnya, ekspektasi korban tidak sesuai dengan realita yang dihadapi. Saat jam pembelajaran berakhir, ia menuju ke gerbang sekolah dan melihat sekolah sudah digenangi air semata kaki.
Ia sangat kebingungan apa yang harus dilakukan. “Saya jadi makin bingung cara pulangnya, udah hujan ditambah banjir lagi. Jadi akhirnya saya dijemput sama ART saudara saya, walaupun dia salah jemput orang” tambah Giska dalam interviu.
Banjir tidak hanya membuat korban kesulitan mencari cara untuk pulang, tetapi banjir juga memberikan cerita lucu dan berkesan. “ART saudara saya malah jemput Patricia Sharon (siswa Ipeka Tomang) coba, karena banjir mau ga mau harus buka sepatu, terus dia mau lagi disuruh buka sepatu. Mana sudah sampai pasar ART saudara saya baru sadar itu bukan saya, saya jadi takut kalo dia diculik gimana?”
Namun, akhirnya Giska bisa pulang ke rumah dengan selamat. Yuk, kita simak bagaimana Giska pulang melalui video di bawah ini:
Bukan pertama kalinya Gedung Sekolah IPEKA mengalami banjir. Kami juga meminta tanggapan Kepala Sekolah SMAK IPEKA Tomang yaitu Bapak Tommy Setiawan. Berbeda dengan pernyataan korban, kepala sekolah kami sudah menduga akan terjadinya banjir.
“Saya sudah menduga bakal banjir, hujan 30 menit aja sekolah sudah banjir. Apalagi hujannya tambah kenceng kemarin, makanya saya bilang pulangin aja muridnya” Kata Pak Tommy dalam interviu 18 Januari.
Mengingat banjir yang terjadi di tahun 2019 silam, menurutnya banjir ini masih tidak ada apa-apanya. Kabar baiknya, sejauh ini banjir setinggi betis tersebut tidak mendatangkan kerugian apa pun bagi sekolah. Sering terjadinya banjir di sekolah membuat kami semua bertanya-tanya mengenai penyebab sekolah yang kami cintai ini mengalami banjir terus menerus. Ternyata, setelah dilihat dari berbagai perspektif, gedung SMAK IPEKA Tomang berada di daerah perumahan yang lebih dalam. Maka dari itu membuat banyak air hujan yang tertampung di daerah perumahan sekitar sekolah. Penyebab yang kedua yaitu aliran kali yang macet. Di gerbang belakang gedung SMAK IPEKA Tomang terdapat kali, tetapi sayangnya aliran kali tersebut tidak sebaik yang kita pikirkan. Semoga apa yang terjadi kemarin menjadi suatu pembelajaran bagi kami semua. Kiranya di waktu yang akan datang tidak terjadi kembali hal seperti ini dan kami semua bisa menikmati waktu sekolah dengan baik.
Penulis : Josephine
Editor : Giska T
Comments