Halo Kepoers, kembali lagi dengan bahasan kita kali ini mengenai nostalgia semasa sekolah. Nah, Kepoers penasaran gak sih sama masa SMA guru-guru kesayangan kita? Bulan lalu, KEPO berkesempatan mewawancarai dua dari tiga guru Matematika kesayangan kita nih tentang bagaimana masa-masa mereka saat SMA dulu, Bu Eliyana Putri Puspitasari dan Pak Slamet Widodo. Menurut kalian, Bu Eli dan Pak Slamet udah punya cita-cita jadi guru Matematika sejak SMA kah? Lalu, kira-kira mereka juga tertekan sama pelajaran Matematika pas SMA gak? Yuk kita simak artikelnya!
Ibu Eliyana Putri Puspitasari, atau yang biasa kita panggil dengan Ibu Eli, saat ini mengajar Matematika untuk anak-anak kelas 10. Ibu Eli merupakan alumni dari SMA Regina Pacis Bogor tahun 2012. Sementara itu, Pak Slamet Widodo berasal dari Salatiga, Jawa Tengah. Beliau merupakan lulusan SMAK 1 Salatiga pada tahun 1993.
MOMEN FAVORIT DAN MEMALUKAN SEMASA SMA
Saat SMA dulu, momen yang paling berkesan untuk Bu Eli adalah school cup yang dilaksanakan setiap tahunnya. Bu Eli selalu menjadi panitia aktif di sana, di mana beliau sudah merasakan bekerja di berbagai bidang. Salah satu pengalaman yang menarik selama menjadi panitia adalah bekerja di bakcstage. Bu Eli juga memiliki tempat nongkrong favorit di satu spot yang disebut karpel, di mana di situ terdapat selasar yang adem banget. Berbeda dengan Bu Eli yang aktif menjadi panitia, Pak Slamet lebih suka menonton basket bersama kawan sepantarannya. SMA Pak Slamet terkenal dengan klub basketnya, bahkan sekolahnya juga menjadi basecamp pertandingan basket. Oleh karena itu, adalah hal seru kalau menonton pertandingan basket antar SMA. Menurut Pak Slamet, menonton pertandingan tersebut bukan hanya menghabiskan energi dan emosi, karena suara pun ikut habis! Selain itu, Pak Slamet juga sering nongkrong bersama teman-temannya di Cafe Tentara Pelajar yang tak begitu jauh dari sekolahnya.
Tentunya selain momen-momen favorit, kedua guru Matematika kita juga punya momen memalukan semasa SMA-nya. Bu Eli pernah tertangkap bolos berdua dengan temannya ke kantin saat pelajaran Bahasa Indonesia sedang berlangsung. Nahasnya, Bu Eli akhirnya ketahuan oleh wali kelasnya sendiri. Semenjak hari itu Bu Eli kapok dan gak pernah bolos lagi. Kalau buat Pak Slamet, momen memalukannya adalah ketika menaksir dengan satu perempuan tetapi malah dicuekin. Kepoers, ada yang pernah ngalamin gak nih?
GURU PALING BERKESAN
Sama seperti kita, para Kepoers, yang punya guru favorit masing-masing, Bu Eli dan Pak Slamet juga punya guru yang top ketika duduk di bangku SMA. Buat Bu Eli, ada dua guru favorit, yaitu guru Bahasa Indonesia yang membuat pelajarannya terkesan berguna dan penting sekali. Guru tersebut mengajar Bu Eli selama tiga tahun berturut-turut, yang tentunya membuat Bu Eli sangat senang. Tentunya, Bu Eli juga senang dengan pengajaran guru Matematikanya. Interaksi dengan guru di dalam dan di luar kelas juga menyenangkan, bahkan sampai masih saling contact.
Pak Slamet juga punya beberapa guru favorit. Salah satunya adalah guru Matematika saat kelas 10. Guru tersebut sangat menekankan aturan di dalam pelajaran Matematika. Kalau pengerjaannya ada salah sedikit, langsung dicoret! Lalu, ada juga guru Biologi yang baik dan guru Kimia sekaligus wali kelas Pak Slamet yang rajin memanggil murid-muridnya untuk diajak bicara dan memotivasi murid untuk berprestasi. Pantes ya guru-guru IPTO baik-baik semua, guru-guru mereka dulu juga keren-keren ya, Kepoers!
MATEMATIKA DARI KACAMATA GURU MATEMATIKA
Hal yang paling menarik adalah ketika menanyakan kecintaan seorang guru pada pelajaran yang diajarnya. Ternyata Bu Eli sudah menyukai Matematika sejak kecil. Setiap mengerjakan soal, Bu Eli tidak merasa tertekan. Malah, ketika ada soal yang sulit, Bu Eli merasa makin penasaran bagaimana cara menjawab soal tersebut. Nilai-nilai Matematika Bu Eli sendiri tidak terlalu bagus, tetapi menurutnya menyukai suatu pelajaran tidak selalu harus mendapatkan nilai bagus.
Sama seperti Bu Eli, Pak Slamet juga mendapatkan nilai Matematika yang biasa-biasa saja. Pak Slamet bukanlah tipe murid yang fasih di pelajaran tersebut saat SMA. Pak Slamet mulai serius menekuni matematika di saat kuliah.
IMPIAN MENJADI GURU (?)
Menjadi guru Matematika bukanlah impian awal Bu Eli. Tadinya, ia ingin menjadi analis. Tetapi saat mencoba masuk universitas, Tuhan tidak berkehendak. Dapat dikatakan mama Ibu Eli berperan besar dalam keputusan Ibu Eli menjadi seorang guru. Ketika sudah tiga kali gagal, akhirnya mama Bu Eli menyarankannya untuk mencoba berprofesi menjadi guru. Secara mengejutkan ternyata Bu Eli enjoy, terutama ketika sudah masuk IPEKA dan cocok dengan cara mengajarnya.
Tidak beda jauh dengan Bu Eli, impian awal Pak Slamet adalah masuk ke Jurusan Kedokteran karena dari dulu lebih menyukai pelajaran Biologi ketimbang Matematika. Namun, karena tidak mendapat restu dari orang tua dan tidak ada tempat yang cocok, maka Pak Slamet masuk ke Fakultas Sains dan Matematika. Tidak pernah terpikiran oleh Pak Slamet untuk bekerja di dunia pendidikan. Bahkan, Pak Slamet sempat beberapa kali menolak tawaran beasiswa untuk menjadi guru. Tapi kembali lagi cara Tuhan tidak bisa ditolak, akhirnya Pak Slamet bekerja juga di bidang pendidikan.
Foto wawancara Sharon Tan (pewawancara) dengan Pak Slamet dan Bu Eli (narasumber).
Begitulah pengalaman selama masa SMA Bu Eli dan Pak Slamet. Bagaimana nih, Kepoers? Pengalaman kedua guru kita seru-seru ya! Selain seru, ada juga pesan yang bisa kita ambil, yaitu untuk selalu mengikuti jalan hidup yang Tuhan tentukan dalam hidup kita karena Ia tahu apa yang terbaik untuk kita. Semoga kita bisa punya masa SMA yang seindah guru-guru kita ya, Kepoers!
Pewawancara : Sharon Tan
Penulis : Shannon Sutanto
Editor : Michael Chandra, Joanne Abigail
Comments