top of page
  • jessicaalexander0

Sinetron - Worth to Watch??

Hayoo.. Kēpōers pasti pernah dong nonton televisi (TV)? Apalagi dengan tayangan tv “sinetron” ? Disini pasti tidak ada yang asing dengan istilah tersebut. Kalian mungkin saja tumbuh dengan menonton sinetron itu sendiri, dan mungkin saja, Kalian menonton sinetron karena kalian sendiri yang suka, ataupun ikut-ikut menonton bersama orang tua kalian. Tapi, apa sih sinetron itu? Menurut KBBI, sinetron adalah film yang dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi. Namun, karena perkembangan zaman, sinetron sekarang lebih terkenal sebagai drama asal Indonesia yang biasa ditayangkan di stasiun televisi.


Pasti Kēpōers tahu, kan? Bahwa sinetron bukan merupakan jenis hiburan yang paling mendidik. Tapi, tantangan televisi Indonesia ini menjadi banyak guilty pleasure bagi warga Indonesia. Banyak dari kita pun yang tumbuh menontonnya. Jadi, bisa dilihat bahwa sinetron dapat menjadi dampak yang sangat besar bagi para penontonnya. Namun dengan berkembangnya isi sinetron, banyak masyarakat yang menganggap bahwa sinetron ini lebih terlihat memberikan dampak yang negatif bagi anak, khususnya anak remaja. Bahkan sudah banyak sinetron Indonesia, seperti “Dari Jendela SMP”, “Suara Hati Istri”, “Anak Langit”, dan “Buku Harian Seorang Istri” yang mendapatkan teguran langsung dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan menteri PPA (Pemberdayaan Perempuan dan Anak), dikarenakan mengandung adegan yang tidak mendidik untuk para penontonnya.



Salah satu contoh adegan yang tidak mendidik terdapat dalam sinetron “Suara Hati Istri” yang menggambarkan seorang suami yang memiliki tiga orang istri dimana salah satu pemerannya merupakan anak di bawah umur. Dengan munculnya sinetron ini di hadapan publik, reaksi masyarakat langsung melimpahkan amarahnya dan menanyakan keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia terhadap tayangan di televisi. Ada lagi adegan hamil muda dan pembullyan dalam sinetron “Dari Jendela SMP”, yang pastinya lebih tidak mendidik lagi, mengingat para tokoh yang digambarkan sebagai anak remaja SMP seharusnya tidak melakukan hal-hal tersebut.



Dari beberapa contoh yang ada diatas, sudah sangat terlihat bahaya dari tayangan sinetron bagi remaja dalam hal pornografi, vulgarisme, hedonisme, hingga kekerasan yang dapat menjadi tiruan para penonton. Setidaknya ada tiga aspek yang terkandung dalam sinetron-sinetron yang dianggap bermasalah, seperti aspek kekerasan (adegan berantem, menampar karakter, dll), aspek moralitas (tidak adanya nilai moralitas yang dipelajari dan hanya terdapat adegan yang “menyenangkan saja”), dan aspek seksualitas (dibingkai dalam bentuk narasi atau percakapan, pakaian yang sekenanya dan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang cenderung tidak memakai norma yang ada di negara kita).


Namun, Ada juga dampak positif sinetron bagi para penonton. Sebagai contoh, sinetron dapat menumbuhkan keingintahuan untuk memperoleh pengetahuan. Seperti yang kalian tahu, sinetron sering kali bersambung pada adegan-adegan yang menegangkan. Ini dapat menimbulkan rasa ingin tahu tersebut untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Selain itu, sinetron juga dapat mengajarkan para penonton untuk belajar bahasa baru dan memperluas kosa kata, seperti sinetron “9 Bulan”, dimana terdapat karakter yang berasal dan sering mengucapkan bahasa Sunda. Terakhir, sinetron dapat memberikan ajaran moral bagi para penontonnya. Contohnya, untuk selalu optimis mengejar mimpi, tetap rendah hati walaupun dikucilkan, ataupun selalu menghormati dan menyayangi anggota keluarga. Semua ini, sebenarnya dapat dilihat dari kebanyakan sinetron yang sedang tayang saat ini juga, termasuk pada sinetron “Jendela SMP”, yang mendapat teguran langsung dari KPI dan PPA.


Jadi, sinetron itu… baik atau buruk sih?


Sebenarnya, baik buruknya sinetron tergantung kepada penontonnya itu sendiri. Berkembangnya sinetron pun sebenarnya dipengaruhi oleh penonton yang suka adegan-adegan tidak baik tersebut, sehingga walaupun terdapat adegan yang buruk, adegan-adegan tersebut tetap di implementasikan. Jadi, saran dari penulis, lakukanlah smart watching! Dan jika menurut kalian memang sudah tidak baik ya, jangan dilanjut tontonkan.


Melihat adanya dampak negatif yang lebih banyak dari dampak positif yang ada, penulis merasa sinetron tidak baik untuk ditonton anak dibawah umur. Terlebih penulis merasa masih banyak film atau tayangan lain yang juga dapat memberikan dampak-dampak positif tersebut tanpa adanya dampak negatif yang banyak, seperti sinetron. Jadi, saran untuk Kēpōers adalah untuk menjadi smart watchers. Walaupun kelihatannya kecil, dampak acara yang kita nonton lebih besar dari yang kita pikir, lho. Maka itu, untuk lebih banyak usulan tontonan, langsung aja ke artikel Kepo!


 

Penulis: Jessica Alexander, Kezia Zefanya

Editor: Jessica Alexander


Sumber :


Sumber Gambar :


28 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215620.png
bottom of page