Jerome Polin Sijabat adalah Youtuber dan seleb Instagram yang sekarang hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Ia mendapat perhatian masyarakat karena kisah perjuangannya dalam meraih beasiswa Mitsui Bussan pada tahun 2016. Beasiswa yang diberikan oleh Mitsui & Co Ltd (salah satu trading company terbesar Jepang), menghantarkan Jerome kuliah di Waseda University, kampus yang sudah berdiri sejak 1882 di Jepang. Nah, gimana sih ceritanya?
Jerome Polin lahir di keluarga yang biasa saja. Pada tahun 2004, keluarga Jerome pindah dari Malang ke Surabaya. Saat itu, Jerome yang akan memasuki SD (Sekolah Dasar) menelusuri berbagai sekolah bersama orang tuanya. Sebuah sekolah bernama Intan Permata Hati (IPH) School memberikan tawaran beasiswa full untuk Jerome. Orang tua Jerome merasa sekolah tersebut memiliki standar yang bagus dan kesempatan ini menjadi peluang yang baik bagi anaknya. Menurut Jerome, IPH merupakan sekolah swasta yang high class, banyak anak orang kaya sekolah disana tapi tidak bagi Jerome yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Setiap usai liburan panjang sekolah, teman-teman sekolah Jerome saling bertukar cerita pengalaman mereka liburan ke luar negeri, sedangkan dirinya nggak pernah liburan ke luar negeri.
Berawal dari cerita liburan itulah yang membuat Jerome termotivasi dan semangat mewujudkan mimpinya ke luar negeri. Mimpi ini sudah ada sejak SD, dan ia pun telah menyatakan impiannya ke orang tua. Walaupun orang tuanya sempat meragukan hal tersebut karena kondisi ekonomi yang menurut mereka tidak akan mampu membiayai anaknya kuliah di luar negeri. Jadi, orang tua Jerome menyarankan dia harus cari beasiswa untuk kuliah.
Sejak kelas 10, dia giat sekali mencari beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Caranya gimana? Yang jelas dimulai dari SMP akhir, dia berusaha untuk masuk ke SMA Negeri bergengsi SMAN 5 Surabaya dengan membawa modal nilai UN yang cukup tinggi hingga nilai Jerome masuk 10 besar terbaik se-Jawa Timur loh! Ketika kelas 10 SMA, Jerome membabat habis materi SMA nya terutama di pelajaran matematika agar dapat mengikuti berbagai olimpiade. Untuk apa sih? Jerome memiliki siasat kalau dirinya bisa menang berbagai olimpiade dia akan bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliahnya nanti. Bahkan, dirinya merasa kalau dirinya kurang gaul demi menggapai cita-citanya. Saat jam istirahat sekolah, Jerome lebih sering ke perpustakaan untuk mengerjakan soal matematika. Niat dan memiliki target menjadi kunci utama Jerome mencapai mimpinya.
Jerome tidak patah semangat, walaupun para pesaing lomba olimpiade Jerome dirasa lebih jago karena sudah belajar lebih lama sebelumnya. Banyak penghargaan yang diraih ketika kelas 11 dan 12. Saat kelas 11 dia mendapat kesempatan ke Korea untuk lomba paduan suara. Sejak kelas 10 Jerome melakukan research di internet, sering bertanya ke teman-teman, kenal-kenalan, dan datang ke pameran pendidikan untuk mencari tahu tentang beasiswa kuliah. Hasil Jerome mencari berbagai info beasiswa untuk kuliah dan ternyata memang jarang sekali beasiswa luar negeri yang full di jenjang S1, kecuali Nanyang Technological University di Singapura. Nanyang Technological University atau NTU merupakan universitas terbaik ke 12 di dunia loh!
Setelah mengikuti rangkaian tes, Jerome berhasil diterima di NTU. Namun sayang, Jerome tidak mendapatkan beasiswa secara full, hanya setengahnya. Saat itu, dia merasa down dan hancur. Hal itu memupuskan harapan Jerome karena beasiswa tersebut tidak dapat menutupi biaya kehidupan di Singapura yang saat itu mencapai 10 juta per bulan. Orang tua Jerome berusaha menyemangati dan mengorbankan harta bendanya demi anaknya kuliah. Namun, itu semua ditolak oleh Jerome karena dia tidak ingin keluarganya menderita demi dirinya kuliah. Akhirnya, Jerome memutuskan untuk menghapus harapannya untuk kuliah di NTU.
Beberapa minggu setelah itu, Jerome mendapatkan kabar dari kakaknya bahwa ada perusahaan Jepang, Mitsui Bussan mengadakan program beasiswa full studi ke Jepang dengan fasilitas yang didapatkan luar biasa, mulai dari uang jaminan hidup di Jepang, pendidikan gratis. Woah! Langsung deh semangat Jerome muncul kembali. Sebelum mendaftar, Jerome mencari info berapa orang yang dapat lolos dari pendaftaran beasiswa tersebut tiap tahunnya. Ternyata hanya 2 orang dari 16.000 pendaftar seluruh Indonesia. Karena hal itu, Jerome sempat ragu ditambah lagi tesnya ada 4 tahap. Tahapnya mulai dari seleksi berkas, tes tulis, tes psikologi dan kesehatan, dan tahap akhir berupa wawancara.
Jerome lolos pada seleksi berkas karena nilai rata-rata ketika SMA-nya cukup mumpuni. Dari 180 orang yang mengikuti tes tulis hingga hanya 14 orang tersisa hingga tahap wawancara, termasuk Jerome. Ketika hari H wawancara, Jerome merasa puas atas proses yang dia jalani selama 20 menit di wawancara. Dia berkata bahwa dia ingin menjadi Menteri Pendidikan di Indonesia. Beberapa hari kemudian, Jerome mendapatkan telepon dari nomor yang tidak ia kenal, dan ternyata telepon tersebut memberi kabar bahwa dia lolos beasiswa Mitsui Bussan!
Speechless! Bahkan Jerome sampai lemas karena mendengar kabar gembira tersebut. Tangis bahagia keluarga Jerome menumpah ruah. Jerome tidak menyangka bahwa mimpi yang dianggap mustahil baginya ternyata dapat terwujudkan. Kuncinya adalah ketika kita terus berusaha, terus berdoa, mengandalkan Tuhan, maka percayalah Tuhan akan membuka jalan dan menyediakan rencana yang terbaik. Jangan pernah menyerah!
Jika tidak mau melewati perihnya perjuangan, jangan berharap untuk bisa menikmati manisnya keberhasilan! - Jerome Polin
Penulis : Patricia Auriela
Editor : Novie Shagita Christina
Sumber Foto :
Sumber :
Comments