Hai Kepoers!
Salam kenal disini dengan Audrey, Daniel, Ilia, Kacey, Kelvin, Novie, dan Tamara.
Jeng jeng jeng bagaimana, sih awal kita bertujuh bisa disini?
Tim kami yang bernama Cororal (Corona Mural) membuat hasil karya mural seperti gambar di atas. Penasaran kan, bagaimana progress dari awal sampai akhir pengerjaan mural ini? Yuk, simak ceritanya di bawah.
Awalnya, Tamara sebagai ketua tim mengajak Audrey, Kacey, Ilia dan Novie untuk membuat mural di sekolah dengan sketsa yang sudah dibuat oleh Tamara. Pada hari pengerjaan pertama kami mengajak 2 orang teman lagi yang bernama Daniel dan Kelvin. Berikut ini adalah sketsa awal dari mural.
Pada awalnya kami sebenarnya bingung mau pilih yang mana… Tapi, setelah berdiskusi dan ditambah masukan dari guru pembimbing kita yang kece, yaitu Ibu Nia, kami akhirnya bisa menentukan pilihannya. Kami akhirnya langsung mulai proses pengerjaan pada Selasa, 11 Mei 2021. Dan dalam waktu pengerjaan 4 kali pertemuan, pada tanggal 18 Juni 2021 yang jatuh pada hari Jumat kami menyelesaikan mural tersebut dengan beberapa sentuhan terakhir.
Kenapa, sih kami memilih menggambar mural dengan tema home learning? Kami memilih tema ini karena kami ingin mengenang masa-masa dimana kita harus belajar di rumah menggunakan platform-platform seperti zoom, google classroom, google meet, dan sebagainya. Suasana yang digambarkan dalam mural juga berhubungan dengan new normal, dimana guru dan murid menggunakan masker untuk menjaga protokol kesehatan selama bersekolah. Suatu saat nanti, ketika kami kembali melaksanakan pembelajaran secara offline, kami yakin bahwa masa-masa home learning tidak akan pernah dilupakan. Dengan adanya mural ini, kami berharap memori kami tentang home learning akan selalu dikenang.
Perjuangan kita mewarnai mural ini tidak segampang seperti yang dilihat, loh Kepoers.
Mulai dari menggambar di dinding sampai memilih warna. Warna yang dicat pada tembok seringkali berbeda dengan warna di sketsa. “Ini namanya oksidasi, kaya foundation make-up.” kata Audrey yang akhirnya membuat kami tertawa dengan teorinya itu.
Banyak juga kejadian, dimana gambarnya hancur karena warna yang keluar dari sketsa gambar. Tapi tenang aja, kejadian itu bisa ditangani dengan baik. Tentunya hal tersebut dapat teratasi berkat pengawasan dari Bu Nia, selaku guru seni rupa kami.
Di saat sedang kebingungan untuk pilih warna apa, masing-masing dari kami selalu berusaha untuk memecahkan masalah tersebut bareng-bareng. Pembuatan mural ini sangat berkesan karena adanya kerjasama yang mungkin sebelumnya sangat sulit kami dapatkan saat pembelajaran home learning. Maka dari itu, hal tersebut yang membuat mural ini sangat berkesan. Bukan hanya seni yang ditumpahkan di dalamnya, melainkan adanya unsur kerjasama yang pada akhirnya membuat mural ini menjadi semakin indah dan berkesan.
Keseruan kami dalam membuat mural ini tidak hanya saat mendesain, menggambar, dan melukis saja. Namun juga ada waktu dimana kami beristirahat dan berbincang-bincang bersama! Kami sangat menikmati waktu bersama, terutama ketika kami memesan makanan untuk disantap bersama, berbelanja ke minimarket, dan banyak keseruan lainnya. Hmmm, pengen lagi deh jadinya…
Pertemuan yang diawali dengan sketsa hitam putih pun akhirnya berakhir menjadi sebuah seni di tembok yang begitu indah. Perjuangan kami membuat mural bertema "Our Experience in home learning" Ini sangatlah berkesan dan kami senangi. Kami juga berharap agar home learning ini dapat segera berakhir dan dapat segera kembali belajar offline.
Sampai jumpa di mural berikutnya, hope you like it!
Peace out,
Cororal
Penulis : Novie Shagita C, G. Kacey, Audrey Viola
Editor : Tamara Frischylla, Ilia Caylie
Dokumentasi : Daniel C
Special Thanks : Bu Nathania Hosiana, Kelvin Frederick
Comments