top of page
  • christyaurora

Belajar Sejarah Dengan Pak Tom Jones

Hidup dipahami di belakang, tetapi harus dijalani ke depan. —Sören Kierkegaard

Bisakah kalian membayangkan kehidupan guru? Menjadi guru bukanlah hal yang mudah. Mereka harus menjadi pedoman, mengajar, serta menghadapi siswa-siswi di sekolah setiap hari. Pak Tom Jones merupakan seseorang yang telah mempunyai pengalaman dalam dunia pendidikan selama 2 tahun. Ia juga merupakan guru sejarah di Sekolah IPEKA Tomang II. Menjadi salah satu guru favorit, penasaran kah kalian terhadapnya? Apa motivasinya, suka duka mengajar, serta proyek sejarahnya di samping sekolah? Kepo telah wawancara Pak Tom Jones tentang banyak hal-hal menarik. Yuk, baca artikel ini selengkapnya!


Menghadapi banyak tantangan, pastinya sulit mencari motivasi untuk mengajar murid-murid setiap hari. Untuk Pak Jones sendiri, ia percaya bahwa pendidikan merupakan kunci peradaban. “Kalau mau suatu keadaan lebih beradab lebih manusiawi ya kuncinya itu pendidikan.” Cara berpikir seperti itu yang merupakan penyemangat bagi bapak untuk terus berkecimpung di dunia pendidikan. Pak Tom Jones menganggap keberhasilan dalam pendidikan saat murid ingin belajar, dan untuk mencapai hal itu, dibutuhkan usaha lebih keras. Walaupun membutuhkan proses, menggunakan teknologi dan berbagai aplikasi baru merupakan salah satu metodenya. Metode ini merupakan cara untuk membuat pembelajaran tidak membosankan.


Sören Kierkegaard, seorang filsuf berkata bahwa sejarah itu dipahami kebelakang, tapi dihadapi kedepan. Mungkin sulit untuk mengerti perkataan ini. Pak Tom Jones menjelaskan perkataan ini seperti berikut. Kita pasti ingin mengetahui siapa dan menyadari keberadaan kita sendiri. Proses pemikiran ini merupakan hal yang membedakan kita dengan binatang. Dari hal itu, dapat diketahui bahwa manusia itu ‘spesial’. Apakah manusia ingin memahami keistimewaan yang diberikan oleh Tuhan itu? Itulah sejarah. Bagaimana manusia memahami dirinya masing-masing. Sebab kita sebagai manusia mengetahui siapa dirinya melalui masa lalu (sejarah). “Kita adalah apa yang telah kita lakukan” -Collingwood. Melalui sejarah, kita dapat lebih paham atas diri dan peran kita di dunia ini sebagai anak-anak Tuhan


Setelah mengajar dengan sistem home learning, Pak Tom Jones tentunya memiliki suka duka selama mengajar. Masalah jaringan internet merupakan masalah yang guru, maupun murid hadapi, termasuk Pak Tom Jones. Ia juga menjelaskan bahwa kesempatan yang terbuka luas bagi murid untuk berbagai alasan. Contohnya, Pak Tom Jones percaya bahwa tutup kamera karena masalah jaringan bukan suatu masalah yang substansial atau besar. Walaupun ini juga menyangkut kedisiplinan anak yang penting, kesempatan untuk tidak belajar karena memberikan alasan jaringan membuat murid tidak ingin berpikir dalam kegiatan belajar/mengajar. Dalam tingkat SMA, guru yang harus bekerja keras dalam menyemangati muridnya. Di samping duka, pastinya juga ada suka. Untuk Pak Tom Jones, memanfaatkan media merupakan hal yang sangat membantu untuk membangun diskusi yang hangat, seru, dan komunikatif. Terutama belakang ini, media sangatlah berkembang. Dan jika siswa dapat menyerap informasi tersebut, bukan ditelan dengan buta, informasi ini dapat dibahas dan diuji di kelas. Hasilnya, dapat menciptakan diskusi yang seru dan bermakna.



Selain mengajar di sekolah, Pak Tom Jones juga merupakan salah satu kontributor Narasi Sejarah. Ikutnya Bapak dimulai saat ia diingatkan untuk menjadi suatu pribadi yang menghasilkan sesuatu. “Ketika kita, sebagai pribadi ingin dikenal berdasarkan karya yang seperti apa?” Ucapnya. Narasi sejarah berperan sebagai media berisi karya mahasiswa, terutama karya tulis. Setiap artikel dan hasil penulisan Narasi Sejarah didasarkan hasil karya mahasiswa yang tadinya dimuseumkan sehingga tidak dapat dinikmati publik. Dengan Narasi sejarah, hasil-hasil karya itu dapat dinikmati secara umum, serta sejarawan secara luas.


Pak Tom Jones berharap, bahwa untuk generasi masa depan mengerti seberapa pentingnya sejarah. Mempelajari bidang tertentu tidak mungkin belajar murni tentang bidang spesifik itu. Pasti bersentuhan dengan bidang lain. Sebagai contoh, saat mempelajari tentang sejarah manusia purba, diharuskan menyentuh bidang lain seperti arkeologi dan sebagainya. Karena itu, percayalah bahwa kalian tidak bisa murni mempelajari dalam bidang kalian. Hal ini terutama beraplikasi pada sejarah. Saat mempelajari bidang seperti teknik, kedokteran, ataupun matematika, penting juga untuk mengetahui sejarah di belakangnya. “Dengan sejarah, kalian juga dapat menentukan figur di masa lalu untuk membangun karakter kalian … perbuatan baik, karakter baik harus dipahami dan diserap agar kalian mempunyai motivasi menjadi diri kalian.” utar Pak Tom Jones. Sedikit banyak, kita akan memahami sejarah walau berada di bidang lain sebab sejarah tidak lepas dari kehidupan manusia.


Bapak Tom Jones mempunyai kesan bahwa sejarah membentuk identitas kita. Contohnya, saat pilkada beberapa tahun lalu, banyak calon yang menarik legitimasi dari keturunan dan sejarah mereka. Ada yang berkata bahwa mereka mempunyai keturunan dari tokoh-tokoh sejarah. Dari tokoh-tokoh masa lalu yang pernah hidup di negara kita, dan dari kebijakan yang ditentukan oleh mereka saat itu, dapat dipelajari dan dapat membantu kita mengetahui identitas kita. Karena itu, tekunilah membaca suatu sejarah dan renungkanlah. Dari situ, akan didapatkan pencerahan sepenting apa sejarah. Sejarah tidak akan membosankan saat ditekuni. Mungkin ada hal-hal yang membosankan namun juga ada yang menarik. Ambillah waktu untuk membaca sejarah, dan diskusikan dengan orang dekat atau guru kalian.


Menarik, bukan? Kepo berharap, bahwa artikel dan insight dari Pak Tom Jones membuat Kēpōers lebih tertarik dalam sejarah. Sampai jumpa lagi!


 

Penulis : Christy Aurora Gouvandi

Editor : Christy Aurora Gouvandi


Sumber gambar :


25 views0 comments

Comments


Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817214548.png
Untitled39_20220817214528.png
Untitled39_20220817215417.png
Untitled39_20220817214627.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215538.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215648.png
Untitled39_20220817215634.png
Untitled39_20220817215620.png
Untitled287_20220807093439.png
Untitled39_20220817215620.png
bottom of page